Rapat Terbuka Luar Biasa Senat Universitas Pattimura dalam rangka Pengukuhan Guru Besar Prof. Nafly Camilo Tiven, S.Pt., MP
Ambon, Maluku – Universitas Pattimura (Unpatti) kembali menambah jajaran guru besarnya dengan pengukuhan Prof. Dr. Nafly Camilo Tiven, S.Pt., M.P. sebagai Guru Besar dalam bidang Teknologi Hasil Ternak di Fakultas Pertanian. Acara yang dihadiri oleh Para Undangan, ini menjadi momen berharga, menandai pengukuhan guru besar ke-107 di Unpatti dan ke-22 di Fakultas Pertanian. Rektor Unpatti, Prof. Fredy Leiwakabessy, dalam sambutannya, menyampaikan rasa bangga dan harapannya atas peningkatan jumlah guru besar yang terus didorong setiap tahun.
Dalam sambutannya, Rektor juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pengembangan fakultas, termasuk distribusi tenaga pengajar yang masih belum merata, terutama di Fakultas Teknik. “Universitas Pattimura kini memiliki sekitar 100 program studi, namun distribusi tenaga pengajar, terutama di Fakultas Teknik, masih menjadi perhatian. Kami berupaya untuk meningkatkan jumlah guru besar dengan rencana mengusulkan 10 guru besar pada tahun mendatang,” ujarnya. Ia menambahkan, perubahan peraturan yang menetapkan angka kredit minimal 4.000 telah membuka peluang lebih besar bagi dosen untuk meraih posisi guru besar, diharapkan dapat memotivasi para dosen untuk lebih produktif dalam penelitian dan menciptakan produk nyata.
*Tantangan dan Potensi di Bidang Peternakan*
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Nafly membahas hasil penelitiannya tentang asam lemak jenuh dan upaya penurunannya dalam daging serta produk olahan daging ternak ruminansia. Ia menjelaskan bahwa hasil ternak seperti daging, susu, dan telur sangat diperlukan oleh masyarakat karena nilai gizinya yang lengkap. “Produk ternak sangat diperlukan sejak seseorang masih dalam kandungan hingga lanjut usia, karena kandungan gizinya yang sempurna,” jelasnya.
Namun, Prof. Nafly menggarisbawahi tantangan terkait persepsi masyarakat terhadap lemak dan kolesterol dalam produk ternak. “Lemak dan kolesterol sering dianggap membahayakan kesehatan, sehingga produk ternak kurang diminati konsumen. Padahal, kelebihan asupan berbagai nutrisi, termasuk protein dan gula, juga memiliki efek negatif pada organ tubuh, tidak hanya lemak dan kolesterol,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa meskipun lemak memiliki peran penting sebagai cadangan energi dan pelindung organ vital, konsumsi berlebih tetap perlu diwaspadai.
*Harapan untuk Peningkatan Minat dan Dukungan di Sektor Peternakan*
Prof. Nafly menyoroti tren penurunan minat pada bidang peternakan, yang berdampak pada kurangnya tenaga pengajar muda dan lambatnya pengembangan riset di bidang ini. Rektor Universitas Pattimura menyampaikan harapan bahwa potensi ekonomi dari sektor peternakan dapat mendorong lebih banyak mahasiswa untuk tertarik pada bidang ini. Universitas telah memulai inisiatif digitalisasi untuk pengelolaan ternak dan merencanakan pembelian 30 ekor sapi sebagai langkah awal pengembangan.
Namun, Rektor mengakui bahwa tantangan dalam pengelolaan ternak, seperti sapi dan ayam, membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. “Rektorat dan sektor bisnis tidak dapat menyelesaikan masalah ini sendirian. Diperlukan komitmen bersama dari semua pihak agar sektor peternakan kita dapat produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan dukungan dan upaya bersama, Universitas Pattimura berharap dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki di sektor peternakan dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Maluku serta meningkatkan ketahanan pangan nasional.