The 19th Indonesian Regional Science Association (IRSA) International Conference.
Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy,M.Pd, Rektor Universitas Pattimura.
Pada tanggal 15-16 Juli 2024, Hotel Swiss-Bell-Ambon menjadi saksi perhelatan penting kegiatan Indonesian Regional Science Association (IRSA) dengan Tema : “Gender Inequality and climate change impacts in archipelagic regions”. Acara ini mempertemukan berbagai tokoh penting dan akademisi terkemuka untuk membahas peran data dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, terutama dalam konteks pembangunan regional dan isu-isu strategis lainnya.
Dalam sambutan Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd, Rektor Universitas Pattimura, menegaskan bahwa data merupakan elemen krusial dalam perencanaan dan pengambilan keputusan yang efektif. “Dari diskusi hari ini, dapat disimpulkan bahwa data sangat penting. Sumber data, cara merekap data menjadi satu bentuk collecting data yang lengkap, dan BAPPENAS yang sudah memiliki basis data yang disebut Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi) sangat diperlukan. Dengan akses data yang tepat, kita bisa menyusun perencanaan dan pengambilan keputusan yang benar,” ujarnya.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah bagaimana pulau-pulau kecil di Maluku menghadapi tantangan perubahan iklim dan masalah gender, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd, menekankan bahwa perencanaan dan pengambilan keputusan yang sesuai dengan kondisi wilayah kepulauan sangat penting untuk mengatasi masalah kemiskinan, gender dan perubahan iklim di Maluku. Keputusan di wilayah kepulauan tidak bisa disamakan dengan area kontinental; diperlukan kebijakan afirmatif untuk mengatasi kemiskinan di Maluku.
Prof. Djoni Hartono, selaku President IRSA.
Universitas Pattimura siap bekerja sama dengan SKALA dan BAPPENAS dalam kolaborasi riset yang melibatkan dosen-dosen melalui skema Tridharma Perguruan Tinggi. Kolaborasi ini mencakup pemberdayaan masyarakat, pendidikan, riset kolaboratif, dan pengabdian kepada masyarakat di desa-desa.
Prof. Djoni Hartono, selaku President IRSA menyampaikan harapannya bahwa , Kegiatan ini dapat menjadi ajang saling tukar pikiran mengenai perkembangan dan pengetahuan, memberikan feedback, serta masukan bagi pemerintah daerah dan pusat. Hasil dari seminar ini akan kami dokumentasikan dalam buku seri Regional Development, yang kami harap dapat disebarluaskan dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan. Dengan berbagai pemikiran dari akademisi berbagai universitas, baik dalam maupun luar negeri, kami berharap hasil-hasil tersebut dapat disampaikan. Kedepannya, kami ingin mengembangkan kegiatan IRSA untuk menghasilkan policy brief yang memberikan masukan bagi pemerintah daerah dan pusat, Jelasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk:
Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd, Rektor Universitas Pattimura
Prof. Djoni Hartono, President IRSA
Prof. Dr. A. E. Pattiselanno, M.Si., Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
Mr. Todd Dias, Konsul Jenderal Australia di Makassar
Bapak Maliki Ph.D, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Bappenas
Ibu Dr. Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Ekonomi, Bappenas
Prof. Kathryn Robinson (ANU)
Dr. Diahhadi Setyonaluri (UI)
Prof. Yuri Mansury (Illinois Institute of Technology)
Prof. Aref Anshory
Prof. Iwan Jaya Azis
Prof. Tomy Firman
Prof. Budi Resosuarmo
Prof. Catur Sugiyanto
Dr. Ir. Wardis Girsang, M.Si, selaku ketua panitia menjelaskan bahwa tujuan Indonesian Regional Science Association (IRSA) adalah Pertama untuk mempelajari metode bagaimana menghitung ketimpangan secara Robus atau secara Benar dan Solusi untuk ketimpangan wilayah baik Indonesia Timur atau Indonesia barat maupun Ambon dengan kabupaten kota lainnya. Kedua adalah mengenai kemiskinan, bagaimana mengevaluasi kemiskinan dengan data yang benar dengan cara yang benar, yang dilakukan oleh TIM Penanggulangan dan Percepatan Kemiskinan.
Acara ini mencakup sesi paralel dengan sembilan kelas dan sebelas topik, serta plenary session mengenai ketimpangan gender dalam hal upah oleh Prof. Yuri Mansury Kataoka (Illinois Institute of Technology) dan Prof. Jatna Supriatna (UI). Gala dinner di kantor gubernur akan diisi oleh pejabat gubernur dan Prof. Iwan Jaya Azis (Cornell University). Keesokan harinya, sesi paralel dan plenary mengenai karbon dan energi akan diisi oleh pembicara dari UI.
Konferensi internasional ini dihadiri oleh akademisi dari berbagai universitas di Indonesia dan luar negeri, termasuk Jepang, Thailand, Filipina, Belanda, Australia, dan Amerika. Para peserta terdiri dari mahasiswa S2/S3 dan profesional yang datang untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Sponsornya meliputi : SKALA, KONEKSI, PROSPERA & KINETIK, TNP2K-PROAKTIF & DFAT, BAPPENAS, BI INSTITUTE, BKF (Badan Kebijakan Fiskal), SMI, IBER, Australian National University-Indonesian project, PEMDA MALUKU.
Diharapkan, data dari penelitian yang robust dan benar dapat digunakan untuk mendorong kebijakan yang tepat dan berkelanjutan untuk pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lainnya di kawasan kepulauan. Kebijakan yang berbasis data dan riset memastikan tindakan yang lebih tepat dan sasaran yang lebih akurat. Konferensi ini bertujuan untuk diskusi, berbagi ilmu, dan kolaborasi antara institusi dan individu demi kemajuan daerah.