Ambon – Dalam rangka menyambut Bulan Bahasa yang diperingati setiap Oktober, sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, ajang pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku 2025 kembali digelar dengan semarak. Tahun ini, untuk pertama kalinya Fakultas Pertanian turut ambil bagian dengan mengutus 10 mahasiswa terbaiknya untuk mengikuti ajang prestisius tersebut.

Duta Bahasa merupakan ajang pencarian pemuda-pemudi inspiratif yang mampu menjadi agen perubahan di bidang kebahasaan dan kesastraan. Mereka diharapkan mampu menjalankan misi Trigatra Bangun Bahasa: mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan Bahasa Daerah, dan menguasai Bahasa Asing. Para Duta Bahasa dipilih tidak hanya karena kefasihan mereka berbicara, tetapi juga karena visi mereka dalam merawat bahasa sebagai identitas bangsa.

Kesepuluh perwakilan dari Fakultas Pertanian terdiri dari:
- Adrian R. Pelupessy (Kehutanan, Angkatan 2022)
- Natashya W.V. Riyanto (Kehutanan, Angkatan 2022)
- Sitti Fahrini Lestaluhu (Kehutanan, Angkatan 2024)
- Ridwan Masihuwey (Agribisnis, Angkatan 2024)
- Gabriella B. Parihala (Agribisnis, Angkatan 2024)
- Syalomitha B. Muskitta (Ilmu Tanah, Angkatan 2024)
- Bethania Glorya Uneputty (Kehutanan, Angkatan 2024)
- Divio R.D.A.A. Nugra (Agribisnis, Angkatan 2023)
- Lidya P. Ririassa (Agroteknologi, Angkatan 2022)

Dari 10 kandidat tersebut, tiga mahasiswa berhasil menembus babak 30 besar finalis. Mereka adalah Bethania Glorya Uneputty, Adrian R. Pelupessy, dan Divio R.D.A.A. Nugra. Puncaknya, pada malam penganugerahan tanggal 28 Juni 2025, Bethania Glorya Uneputty berhasil meraih Juara 2 Putri Terbaik, Adrian R. Pelupessy dinobatkan sebagai Juara Favorit Putra, dan Divio Nugra masuk dalam nominasi 10 besar finalis putra.

Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Fakultas Pertanian, mengingat ketiganya berasal dari disiplin ilmu eksakta. Namun, ketekunan, kecintaan pada bahasa, dan kepedulian terhadap budaya berhasil membawa mereka menorehkan prestasi di panggung kebahasaan tingkat provinsi.

“Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan bahwa mahasiswa pertanian tidak hanya unggul dalam sains dan teknologi, tetapi juga mampu menjadi duta dalam melestarikan bahasa dan budaya,” ujar salah satu dosen pembimbing.

Dengan semangat Trigatra Bangun Bahasa—Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing—para duta ini kini telah menjadi simbol perubahan. Mereka adalah wajah masa depan yang akan menjaga nyawa bahasa sebagai identitas bangsa.

